Lala, Sentra Kebun Rambutan di Pidie

sinarpidie.co—Kemukiman Lala, Kecamatan Mila, merupakan sentra produksi rambutan di Pidie. Luas kebun rambutan di sana—milik penduduk sekitar yang telah ditanami rambutan selama puluhan tahun belakangan—mencapai 1000 hektare.

Masa panen rambutan tiba pada November hingga akhir Januari setiap tahunnya.
Safrijal, 28 tahun, salah seorang petani rambutan di Lala, Kecamatan Mila, Pidie, mengungkapkan, orangtuanya mulai mengelola lahan untuk ditananami rambutan sejak tahun 1988 silam.
“Luas kebun saya sekitar dua hektare,” kata Safrijal pada sinarpidie.co, awal Januari 2018.
Pria asal Gampong Teumeucot, Kecamatan Mila, ini, juga menjelaskan, rambutan yang dipanen dibeli muge (pengepul) yang datang langsung ke kebunnya.
“Yang beli biasanya muge dan ada juga pembeli biasa yang membeli dalam porsi sedikit. Sambil jalan-jalan,” ungkapnya. “Rata-rata petani rambutan di Lala memasang harga Rp 35 ribu per 100 buah rambutan.”

Setiap tahun, ketika rambutan memasuki musim panen, kawasan perkebunan di Lala mendadak menjadi destinasi wisata buah. Selain rambutan, durian hasil produksi Lala juga terkenal manis dan legit.
Cubo, Pidie Jaya
Kemukiman Cubo, Kabupaten Pidie Jaya, juga merupakan salah satu wilayah sentra perkebunan rambutan. Sri Nova Rita, 27 tahun, warga Gampong Paru Keude, pedagang rambutan eceran yang menjajakan rambutan di lapak dagangannya di Kawasan SPBU Paru mengatakan, ia mendapatkan pasokan 2000 hingga 4000 buah rambutan per hari dari Cubo.
“Rp 300 per buah,” kata dia pada akhir Desember 2017 lalu.
Ia menjual rambutan per ikat (50 buah rambutan) seharga Rp 20 ribu.
Omsetnya per hari, kata dia, antara Rp 400 ribu hingga Rp 1,5 juta.
“Jumat, Sabtu, dan Minggu, penjualannya meningkat,” kata dia lagi. []
Reporter: Ayu Muliana dan Candra Saymima
Komentar